Dengan layar melengkung di kedua sisi bagian depan, S6 Edge membawa sesuatu yang berbeda untuk urusan desain. Tidak hanya itu, material plastik yang selalu menjadi sumber kritikan juga sudah tidak ada pada ponsel yang satu ini. Dengan spesifikasi mumpuni plus desain yang lebih premium, apakah Galaxy S6 masih punya celah untuk dikritik seperti seri sebelumnya? Ini dia review untuk Samsung Galaxy S6 Edge.
1.Body Elegan
Galaxy S6 Edge hadir dengan dua buah lengkungan di layarnya. Lengkungan tersebut pertama kali diperkenalkan Samsung pada Galaxy Note Edge, tapi saat itu hanya satu sisi saja yang melengkung, sedangkan kali ini ada dua.
Awalnya banyak yang mengkhawatirkan adanya kedua lengkungan tersebut membuat S6 Edge tidak enak digenggam, namun apakah benar demikian? Pada saat pertama kali memakai, memang terasa ada yang berbeda karena bagian samping bodi yang biasa menjadi tempat jari bersandar menjadi lebih kecil. Namun itu sebenarnya adalah masalah kebiasaan. Jadi setelah 2-3 hari menggunakan, tangan sudah mulai terbiasa dan kendala tersebut tidak terasa lagi.
Kemudahan menggengam S6 Edge tidak lepas dari ukuran perangkatnya yang ringkas. Berbekal layar yang cuma 5,1 inch plus screen to body ratio 71%, flagship Samsung ini terasa sangat mudah digenggam dan dioperasikan dengan satu tangan.
Peletakan tombol yang pas juga semakin menambah kenyamanan. Tombol power ada di sisi kanan perangkat, sedangkan volume ada di sisi sebelah kiri. Tombol home khas Samsung juga tetap ada dan diapit dengan tombol sentuh back dan multitasking. Tombol home tersebut juga tetap berfungsi sebagai sensor sidik jari untuk fitur keamanan.
2.Layar Super
Setelah meninggalkan plastik, kini Samsung menggunakan lapisan kaca berlapis Gorilla Glass untuk bodi bagian belakang dan layar, serta rangka berbasis metal. Kesan murahan pastinya sama sekali tidak terlihat. Sebaliknya, kesan premium dari ponsel ini benar-benar terpancar, sesuai dengan harganya. Hanya saja karena berbasis kaca, maka secara otomatis bodi S6 Edge ini sangat mudah meninggalkan bekas sidik jari.
Selain terlihat lebih elegan, S6 Edge juga lebih tipis 1 mm dibandingkan S5. Di satu sisi, bodi yang lebih langsing semakin membuat penampilan S6 Edge menarik, tapi untuk itu Samsung harus melakukan pengorbanan. Yang pertama adalah absennya slot micro SD, dan kedua adalah cover belakang yang tidak bisa dibuka sehingga mengganti baterai tidak mungkin dilakukan seperti pada seri-seri sebelumnya.
Singkat cerita ini adalah salah satu bagian terbaik dari S6 Edge. Samsung masih mengandalkan panel Super AMOLED untuk mengisi bagian layar. Mengikuti tren layar QHD, S6 Edge hadir dengan bekal resolusi tinggi 2.560x1.440. Tidak sampai di situ, karena layar yang terbilang kecil untuk ukuran saat ini, kerapatan pixel pada layar pun mencapai 577 ppi. Wow!.
Dengan pixel yang sedemikian rapat, sudah bisa dipastikan layar terlihat sangat tajam. Teks yang muncul di layar punya detail yang sangat baik. Produksi warna yang terlihat juga bagus dengan saturasi tinggi khas sebuah panel super AMOLED.Tingkat kecerahan yang ditampilkan patut diacungi jempol. Dengan brightness yang tinggi, visibilitas layar saat berhadapan dengan sinar matahari untuk penggunaan outdoor tidak mengalami penurunan kualitas.
Bicara soal layar tentu tidak lengkap kalau tidak membahas dua buah lengkungan di sisi kanan dan kiri. Setelah pada Note Edge lengkungan hanya bisa dibilang sebatas eksperimen, maka kali ini hal tersebut menjadi fitur utama dari S6 Edge. Apa saja yang bisa dilakukan layar melengkung pada S6 Edge?
Sesuai dengan label 'Edge', S6 yang satu ini punya lengkungan di bagian depan. Untuk mengatur fungsi yang bisa digunakan lewat ‘Edge’, pengguna bisa melakukannya via menu setting.
Fitur pertama adalah yang disebut dengan People Edge. Dengan People Edge, pemakai S6 Edge bisa mengakses 5 kontak pilihan yang diinginkan dengan melakukan swipe dari tepian layar. Akses tersebut dapat mempermudah untuk menelepon atau mengirim SMS saat memakai ponsel dengan satu tangan. Jika ke depannya ada pilihan untuk menambahkan akun WhatsApp atau Line kontak yang terkait, mungkin fitur ini semakin terasa fungsinya sebagai shortcut.
Dalam fitur People Edge pemilik S6 Edge juga bisa memberikan label warna untuk identifikasi. Warna tersebut akan berguna untuk fitur kedua, yaitu Edge Lighting. Saat S6 Edge diletakkan dengan layar menghadap ke bawah, maka bagian lengkung tersebut akan menyala dengan warna yang sudah diatur untuk contact pada People Edge. Jika tidak ingin menjawab panggilan yang masuk, pemakai S6 Edge juga bisa meletakkan jari di bagian sensor detak jantung untuk menolak panggilan.
Fungsi ketiga dari layar lengkung tadi adalah untuk memunculkan jam dan juga menampilkan berbagai informasi tanpa harus menyalakan layar secara penuh. Informasi yang bisa ditampilkan meliputi chat WhatsApp, SMS, missed call, dan topic yang sedang trending di Twitter.
Pilihan tersebut memang terasa masih sangat terbatas, tapi wajar karena fitur Edge Screen ini masih dalam tahap awal. Di masa mendatang mungkin akan banyak fitur fungsional lain yang bisa dilakukan oleh layar lengkung tersebut.
3.Peforma Terkencang Sejagad
Cepat sudah pasti. Menjalankan segala macam tugas dari yang ringan seperti browsing, sampai gaming dengan grafis tinggi, semuanya bisa dilahap dengan sangat baik. Animasi serta transisi layar serta antar aplikasi juga berjalan mulus tanpa pernah terasa lag.
Urusan multitasking pun tidak akan menjadi kendala berkat RAM 3 GB yang ada. Touchwiz yang selama ini kerap dianggap sebagai faktor lambatnya performa ponsel Samsung kini sudah berbenah. Aplikasi-aplikasi fitur yang tidak perlu tidak lagi ditemui pada S6 Edge, kecuali S-Voice yang entah kenapa masih saja ada.
Secara default, tampilan icon serta notification Bar masih hadir dengan warna yang khas Touchwiz, hanya saja ketika menekan tombol multitasking barulah terlihat perbedaan pada task manager. Ya, task manager pada S6 Edge tampil dengan desain dari UI sistem operasi teranyar yaitu Lollipop. S6 Edge sendiri sudah berjalan pada Lollipop versi 5.0.2 yang mungkin dalam waktu dekat akan segera mendapat update versi 5.1.
Jika kurang menyukai tampilan bawaan, pengguna bisa mengubahnya lewat menu themes yang menyediakan berbagai macam pilihan tema untuk mengkustomisasi tampilan perangkat. Akan tetapi kustomisasi yang disediakan terbilang cukup terbatas karena hanya ada pilihan tema saja. Sedangkan untuk pilihan yang lainnya tidak dapat ditemui kecuali menggunakan launcher pihak ketiga.
Saat pertama kali diperkenalkan dengan desain tipis dan konstruksi unibodi, banyak pihak yang meragukan ketahanan baterai dari S6 Edge. Perangkat flagship Samsung yang dulu begitu populer karena bisa mengganti baterai pun kini tidak ada lagi.
4.Hemat Baterai
Di atas kertas Samsung menyertakan kapasitas 2.600 mAh untuk mendukung kehidupan dari Galaxy S6 Edge, namun apakah itu cukup untuk ponsel dengan layar QHD dan prosesor 8 inti?
Selama menggunakan S6 Edge selama kurang lebih 1 minggu, terasa sekali bahwa kapasitas tadi kurang optimal. Dengan pemakaian yang sebenarnya biasa-biasa saja, menembus angka 10 jam adalah sesuatu yang sangat sulit. Dari kondisi terisi penuh, rata-rata S6 Edge hanya mampu bertahan sekitar 9 jam, sebelum baterai akhirnya mencapai angka di bawah 15%.
Untungnya kali ini S6 Edge dilengkapi dengan fitur fast charging yang memungkinkan pengisian baterai lebih cepat. Dalam waktu 1 jam saja, baterai S6 Edge bisa terisi hingga 70%. Sedangkan jika menambahkan sekitar 20 menit lagi, baterai pada S6 Edge bisa terisi penuh. Tapi perlu dicatat hal tersebut hanya bisa dilakukan jika menggunakan charger khusus yang didapat dalam paket penjualan S6 Edge.
Selain fast charging, baterai S6 Edge juga mendukung teknologi wireless charging dengan menggunakan docking khusus. Meskipun lebih nyaman karena tanpa kabel, namun pada saat menggunakan metode ini, pengisian baterai tak secepat saat menggunakan charger bawaan yang sudah mengusung fast charging.
5.Kamera
Serba cepat mungkin pas untuk menggambarkan kemampuan kamera S6 Edge. Shutter kamera saat mengambil foto, proses auto fokus, serta proses foto berlangsung serba cepat. Soal resolusi, kamera S6 Edge masih sama dengan S5, yaitu 16 MP, namun kali ini ada optical image stabilization. Tidak itu saja, software untuk proses foto juga mendapat upgrade untuk meningkatkan hasil foto yang didapat. Sebelum masuk ke kualitas foto, pertama mari melihat user interface pada kamera. Tampilan view finder pada kamera kini lebih bersih dan sederhana. Hanya ada beberapa setelan di sisi sebelah kiri dan pilihan mode di sudut kanan bawah.
Mode-mode yang tersedia masih kurang lebih sama, yaitu manual, selective focus, dan panorama. Untuk mode HDR, proses bisa diatur untuk berjalan otomatis, dan bagusnyanya prosesnya terjadi secara real time. H3Bicara kualitas, bisa dibilang ini adalah kamera terbaik di Android yang pernah saya pakai. Dengan resolusi 16 MP, sudah tentu detail foto punya tingkat yang tinggi. Akurasi warna juga hampir mendekati asli dengan saturasinya sedikit lebih tinggi. Dynamic Range yang baik juga patut diberi jempol saat mengambil foto pada objek dengan exposure berbeda.
Untuk urusan low light, S6 Edge juga tetap tampil prima. Meski noise tetap ada, tapi jumlahnya terbilang minim jika dibandingkan dengan ponsel flagship dari brand lain.
Bagi para pencinta selfie, kamera depan S6 Edge juga mampu memberika hasil yang baik.
Fitur beautification sudah tentu menjadi hal yang wajib ada. Selain itu ada juga panorama selfie yang bisa dipakai jika merasa selfie dalam mode standar punya sudut yang kurang lebar.
6.Kamera Belakang (Utama)
7.Kamera Depan
Hai |
8.Kesimpulan
Samsung Galaxy S6 sudah pasti menjadi ponsel yang layak diperhitungkan di papan atas. Perangkat ini punya desain rupawan serta performa yang mematikan, sehingga hanya segelintir lawan yang mungkin bisa menandinginya.Desain yang tak biasa menjadi selling point pertama. Ibarat kata pepatah, kesan pertama begitu menggoda. Selanjutnya masuk ke urusan performa, dimana kemampuan multitasking dan kamera menjadi andalan dari bagian ini.
Hanya saja, sulit rasanya untuk menjadi perangkat yang sempurna. Begitu pula bagi Galaxy S6 Edge, baterai berkapasitas kecil menjadi isu di sini. Dan Samsung pun sepertinya sadar akan hal itu, namun lantaran untuk mengemas perangkat yang ringkas, opsi untuk memberikan baterai yang lebih besar akhirnya dikesampingkan.Sebagai gantinya, mereka menghadirkan teknologi fast charging untuk mengakomodir pengguna mobile. Strategi ini bisa dibilang cukup cerdik, apalagi bagi mereka yang mementingkan gaya.
Ada harga, ada rupa. Begitu juga dengan Galaxy S6 Edge. Mahar untuk menebusnya juga dipatok di kelas berbeda dengan pesaingnya. S6 Edge dengan kapasitas storage 64 GB dihargai Rp 12,5 juta. Alhasil, dengan harga segitu tak semua orang bisa mengantonginya. Mungkin hanya kalangan jetset dan sosialita, dimana sebagai social status dan performa, perangkat ini sangat bisa menjadi andalan.
Sumber :DetikNet
Gunakan Akun Anda untuk berkomentar!
jika tidak mempunyai akun Anda bisa menggunakan Anonymous Untuk Berkometar!
Thanks! EmoticonEmoticon